Matauang.com - Kenaikan harga kebutuhan pokok tampaknya telah menjadi realita baru yang harus dihadapi banyak keluarga. Mulai dari beras, telur, hingga bahan bakar—semuanya naik secara perlahan tapi pasti. Bagi sebagian orang,
penghasilan tetap tapi pengeluaran makin bengkak. Di tengah tekanan ini, kemampuan untuk mengatur keuangan bukan lagi sekadar pilihan, tapi kebutuhan utama.
Lalu, bagaimana cara yang realistis dan terukur untuk tetap bertahan secara finansial di tengah situasi ekonomi yang tidak stabil ini?
1. Kenali Pos Pengeluaran Wajib dan Fleksibel
Langkah awal adalah memetakan ulang semua pengeluaran dalam sebulan. Bedakan mana yang benar-benar wajib (kebutuhan primer seperti makanan, listrik, sewa, transportasi kerja) dan mana yang bisa dinegosiasikan (langganan digital, makan di luar, jajan kopi).
Fokus dulu pada yang menyangkut kebutuhan hidup dan pekerjaan. Sisanya bisa dikurangi atau ditiadakan sementara.
2. Gunakan Metode 50/30/20 dengan Penyesuaian
Biasanya, metode budgeting populer seperti 50% kebutuhan, 30% keinginan, dan 20% tabungan/investasi cukup efektif. Tapi di era harga melonjak, kamu bisa menyesuaikan:
- 60% kebutuhan
- 20% keinginan
- 20% tabungan/investasi darurat
Atau kalau sangat ketat, bisa juga jadi:
- 70% kebutuhan
- 10% keinginan
- 20% tabungan dan cicilan
Fleksibel, asalkan tetap ada ruang untuk menabung dan melunasi utang.
3. Belanja dengan Perencanaan Matang
Belanja impulsif adalah jebakan terbesar. Maka, sebelum belanja bulanan:
- Buat daftar belanja harian/mingguan yang jelas
- Bandingkan harga antar platform/toko (offline dan online)
- Pertimbangkan beli grosiran atau kerja sama belanja bersama tetangga
- Manfaatkan diskon harian dan promo cashback secara strategis, bukan impulsif
4. Review Langganan dan Gaya Hidup
Lihat lagi semua biaya berlangganan: TV kabel, Netflix, Spotify, layanan gym, dan lainnya. Tanyakan pada diri sendiri:
Apakah ini benar-benar saya gunakan dan butuhkan saat ini?
Bukan berarti hidup harus sepenuhnya minimalis, tapi gaya hidup harus disesuaikan dengan kondisi ekonomi sekarang. Kalau perlu, buat resolusi: selama inflasi tinggi, hidup dengan mode “hemat waras”.
5. Siapkan Dana Darurat, Sekecil Apa pun
Meski terasa berat untuk menabung di masa serba mahal, tetap sisihkan sedikit dana darurat. Tujuannya bukan untuk jadi kaya, tapi agar tidak panik saat mendadak sakit, PHK, atau kebutuhan mendesak lainnya.
Idealnya, dana darurat adalah 3–6 bulan pengeluaran. Tapi kalau belum mampu, mulai dari nominal kecil—asal rutin dan konsisten.
6. Cari Sumber Penghasilan Tambahan
Kondisi sekarang menuntut kreativitas. Bisa jadi kamu perlu mulai:
- Jualan online
- Freelance di waktu luang
- Monetisasi hobi (menggambar, ngajar, ngonten, dll)
- Usaha kecil berbasis rumah tangga
Tambahan kecil 300–500 ribu per bulan bisa sangat berarti untuk mengimbangi kenaikan harga kebutuhan.
7. Edukasi Finansial: Senjata Melawan Krisis
Luangkan waktu untuk membaca, menonton, atau ikut kelas keuangan. Pengetahuan finansial akan membantumu mengambil keputusan yang rasional, bukan emosional.
Kondisi sulit bukan alasan untuk menyerah. Tapi justru kesempatan untuk belajar cara bertahan dengan cerdas.
Penutup
Mengatur keuangan di era harga melonjak memang tidak mudah. Tapi dengan strategi yang realistis, prioritas yang jelas, dan mental yang siap beradaptasi, kamu tetap bisa bertahan—bahkan tumbuh. Ingat, bukan soal seberapa besar penghasilanmu, tapi seberapa cerdas kamu mengelolanya.