BACA BERITA

Isu Liar Timnas Indonesia Berkembang, Bola Panas di Tangan PSSI

Author: matauang Category: Olahraga
Wacana bergulir, isu berkembang, dan pro kontra kegagalan Timnas Indonesia meraih tiket ke Piala Dunia 2026 kian menjadi. Ini bisa merusak harmoni.

PSSI sebaiknya segera mengakhiri situasi ini. Saat kegagalan lolos ke Piala Dunia 2026 tercipta, pelatih dan federasi sudah sepantasnya berbicara secara terbuka ke publik soal langkah selanjutnya.

Yang terjadi sebaliknya. Tim pelatih Timnas Indonesia yang dipimpin Patrick Kluivert malah pulang ke Belanda. Mereka tidak kembali ke Indonesia untuk menunjukkan rasa tanggung jawab, menenangkan suporter Garuda.

Dibanding era-era sebelumnya, situasi seperti ini tak terjadi. Pelatih, mau hasilnya menang atau kalah, selalu kembali ke Indonesia dan bukan pulang ke negara asalnya.

Padahal, saat pulang dari Arab Saudi setelah kalah 0-1 dari Irak, masih dalam kalender FIFA Matchday. Kalender internasional periode Oktober 2025 berakhir pada 14 Oktober.

Yang terjadi, Manajer Timnas Indonesia Sumardji, ditodong media massa untuk bersuara. Akhirnya Sumardji angkat suara begitu ditemui jurnalis di Bandara Soekarno Hatta.

Ketika memberi keterangan pers itu, di belakang Sumardji berdiri sejumlah anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Ini jarang terjadi. Ini bisa ditafsir macam-macam lewat sistem tanda; semiotika.

Dari luar pengurus PSSI, kritik dan saran juga mengalir. Dari anggota DPR RI hingga perwakilan Istana Negara, membuat pernyataan yang arahnya harus ada evaluasi dari PSSI.

Pengamat dan pelaku sepak bola juga mulai mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang katanya 'Info A1'. Sebuah pernyataan yang bisa merusak harmonisasi tim. Sampai-sampai Jay Idzes membuat pernyataan untuk menenangkan situasi.

Pertarungan wacana semacam ini, jika ditarik ke belakang, mirip seperti isi pergolakan setelah Timnas Indonesia gagal di Piala AFF 2024. Perdebatan dan saling hujat mengemuka.

Muaranya, tersiar kabar bahwa PSSI memecat Shin Tae Yong pada 5 Januari. Sehari setelahnya PSSI menggelar jumpa pers. Dalam konferensi itu diumumkan secara resmi Shin dipecat PSSI.

Pro dan kontra jelas saja tak mereda, sebaliknya makin menjadi. Namun, PSSI seperti sudah siap dengan situasi ini. Mereka safari dari media ke media memberi penjelasan.

Kini, PSSI lebih pasif. Menahan diri. Karenanya pula narasi liar melebar ke mana-mana. Kisah-kisah yang katanya 'Info A1', yang seharusnya tak keluar, malah dibongkar oleh mereka yang punya kabar.

Situasi ini perlu segera diakhiri. Minimal, Ketua Umum PSSI, yang kini rangkap jabatan sebagai Menpora, Erick Thohir membuat pernyataan resmi dan memanggil Patrick Kluivert kembali ke dalam negeri.

Laju Timnas Indonesia hingga fase keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah pencapaian. Ini memicu negara lainnya mencapai tonggak itu.

Setelah di edisi Kualifikasi Piala Dunia 2022 Vietnam melaju hingga fase ketiga, di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Indonesia mencapai ronde keempat. Hal sama belum dicapai negara ASEAN lainnya.

Pencapaian ini jadi catatan bagi federasi lainnya. Untuk Kualifikasi Piala Dunia 2030, negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam, niscaya ingin sama atau melampauinya.

Potensi ke arah sana juga cukup terbuka. Saat ini Thailand memasuki fase baru dengan meredupnya bintang-bintang tua macam Chanathip Songkrasin diganti pemain seperti Suphanat Mueanta.

Malaysia, bagaimanapun, berusaha bangkit. Salah satu jalan yang ditempuh adalah dengan naturalisasi pemain. Kendati ada kendala, jalan ini bisa mengangkat performa Malaysia.

Vietnam begitu juga. Jalan perbaikan terus dilakukan negara komunis tersebut untuk kembali bangkit. Dan, generasi muda Vietnam berhasil meraih gelar juara Piala AFF U-23 2025.

Filipina, yang bukan negara unggulan di ASEAN, juga melakukan langkah besar. Dalam Kualifikasi Piala Asia 2027, skuad The Azkals didominasi pemain diaspora, tanpa pemain lokal.

Pada saat yang sama, ada kondisi mengkhawatirkan dari Timnas Indonesia. Saat ini ada banyak pemain yang secara usia bakal kedaluwarsa untuk Kualifikasi Piala Dunia 2030.

Jordi Amat, Joey Pelupessy, Calvin Verdonk, Kevin Diks dan Thom Haye, tidak dalam masa keemasan lagi untuk perjuangan meraih tiket ke Piala Dunia edisi ke satu abad atau ke-100 tahun, 2030 nanti.