Menjadi bagian dari “generasi sandwich” berarti kamu berada di posisi menengah—harus menanggung biaya hidup sendiri, orang tua yang menua, sekaligus anak-anak yang masih butuh dukungan penuh. Tidak mudah, namun bukan berarti mustahil untuk dikelola dengan bijak.
1. Prioritaskan Anggaran dengan Jelas
Langkah pertama adalah membuat anggaran realistis: pisahkan kebutuhan pokok, cicilan, dana orang tua, serta kebutuhan anak. Susun skala prioritas agar tidak semua keinginan harus dipenuhi sekaligus. Ingat, tidak semua hal penting harus mahal, dan tidak semua hal mahal itu penting.
2. Sisihkan Dana Darurat dan Asuransi
Dana darurat adalah penyelamat utama generasi sandwich. Usahakan memiliki minimal 3–6 bulan pengeluaran rutin dalam tabungan. Lengkapi juga dengan asuransi kesehatan dan jiwa untuk mengurangi beban biaya tak terduga yang bisa menambah stres finansial.
3. Libatkan Keluarga dalam Perencanaan
Tidak semua beban harus kamu tanggung sendiri. Ajak pasangan berdiskusi soal keuangan, serta libatkan orang tua dan anak-anak dalam rencana jangka panjang. Transparansi dalam keluarga bisa meringankan tekanan mental dan membangun rasa tanggung jawab bersama.
Kesimpulan:
Generasi sandwich memang penuh tantangan, tapi bukan tanpa solusi. Dengan perencanaan keuangan yang matang, keterbukaan dalam keluarga, dan komitmen jangka panjang, kamu bisa melewati masa ini dengan kepala tegak dan hati lebih tenang.