Matauang.com - Rupiah tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah AS merilis data inflasi konsumen yang mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,09% di angka Rp16.330/US$ pada hari ini, Kamis (16/1/2025). Posisi ini selaras dengan penutupan perdagangan kemarin (15/1/2025) yang juga terkoreksi 0,21%.
Sementara indeks dolar AS/DXY pada pukul 09:03 WIB turun tipis 0,07% di angka 109,01. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 109,09.
Rupiah hari ini dibuka tertekan setelah kemarin AS merilis data inflasi konsumen yang tampak memanas.
Tingkat inflasi tahunan di AS naik untuk bulan ketiga berturut-turut menjadi 2,9% pada Desember 2024 dari 2,7% pada November, sesuai dengan ekspektasi pasar. Kenaikan di akhir tahun ini sebagian disebabkan oleh efek dasar yang rendah dari tahun lalu, terutama untuk energi.
Selain itu, tingkat inflasi tahunan inti harga konsumen di Amerika Serikat, yang tidak termasuk item seperti makanan dan energi, turun menjadi 3,2% pada Desember 2024, dari 3,3% dalam tiga bulan sebelumnya dan sedikit di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,3%. Indeks tempat tinggal, yang menyumbang lebih dari dua pertiga dari total kenaikan 12 bulan, naik 4,6% selama setahun terakhir, mencatatkan kenaikan tahunan terkecil sejak Januari 2022.
Kendati inflasi utama sedikit meningkat, ukuran inti yang disebut "core CPI" dianggap sebagai indikator yang lebih baik dari tekanan harga yang mendasari. Dengan laju inflasi di sektor perumahan yang menurun secara signifikan, para ekonom memperkirakan laporan mendatang tentang Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk bulan Desember akan melemah, bahkan mungkin turun di bawah target 2% yang ditetapkan oleh Fed.
PCE digunakan sebagai acuan target inflasi oleh bank sentral, dan pejabat Fed memperkirakan pelambatan yang signifikan dalam beberapa bulan pertama tahun ini.
Laporan CPI Desember "melanjutkan tren yang telah kita saksikan, yaitu bahwa inflasi bergerak turun menuju target," kata Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin, kepada wartawan di sebuah acara Kamar Dagang Maryland.
"Proses disinflasi tetap berjalan," kata Presiden Fed New York, John Williams, dalam pernyataan yang disiapkan untuk sebuah acara di Connecticut.
Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25%-4,50% pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 28-29 Januari, setelah menurunkannya sebesar satu poin persentase penuh dalam tiga pertemuan terakhir tahun 2024.