Pelatih
Timnas Indonesia,
Patrick Kluivert tak punya waktu banyak untuk membentuk kekompakan atau chemistry di tubuh Tim Garuda. Mampukah dia melakukannya dengan singkat?
Ujian pertama pelatih asal Belanda itu adalah dua pertandingan lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Timnas Indonesia akan melawan Australia (20 Maret) dan Bahrain (25 Maret).
Tim Merah Putih akan lebih dulu bertandang ke markas Australia di Sydney Football Stadium. Ini menjadi tantangan sendiri bagi Indonesia.
Tantangan pertama adalah lawan yang dihadapi merupakan salah satu tim besar di level Asia. Indonesia memang mampu menahan imbang 0-0 kontra Australia di
pertemuan sebelumnya, tapi tentu kali ini tuan rumah ingin balas dendam dengan mengincar kemenangan di depan publik sendiri.
Rintangan kedua yang dihadapi adalah sempitnya waktu persiapan jelang lawan Australia. Ini berkaitan dengan para pemain yang harus lebih dulu menyelesaikan pertandingan bersama klub masing-masing, terutama mereka yang berkarier di Eropa.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengisyaratkan pemain yang dari Eropa baru bisa berangkat pada 17 Maret karena masih ada yang harus bertanding hingga 16 Maret.
Ambil contoh pemain di Liga Belanda seperti Mees Hilgers (FC Twente)yang masih harus merumput pada 16 Maret. Situasi serupa dialami oleh Eliano Reijnders (PEC Zwolle) dan Calvin Verdonk (NEC Nijmegen) yang bertanding pada 15 Maret, lalu Thom Haye (Almere City FC) pada 14 Maret.
Lalu di Liga Belgia, Sandy Walsh (KV Mechelen) akan bertanding melawan FCV Dender yang diperkuat Ragnar Oratmangoen pada 16 Maret. Di jam yang sama, calon pemain naturalisasi Jairo Riedewald juga harus membela Royal Antwerp melawan Standard Liege.
Begitu juga untuk yang sedang memperkuat klub divisi kedua Liga Inggris, Oxford United yakni Marselino Ferdinan dan Ole Romeny. Kemungkinan klubnya belum melepas dua pemain tersebut karena masih harus berlaga pada 15 Maret.
Artinya, dengan perjalanan panjang ke Australia kemungkinan mereka yang dari benua Biru semestinya baru bisa berkumpul seluruhnya dengan skuad pada 18 Maret.
Praktis Kluivert hanya punya waktu dua hari efektif untuk latihan dengan skuad yang komplet. Ini bakal jadi tantangan tersendiri bagi mantan peain Barcelona tersebut untuk menyusun formula terbaik.
Butuh siasat khusus bagi Kluivert untuk beradaptasi dengan cepat di tengah lingkungan baru bagi pelatih 48 tahun tersebut.
Indonesia adalah negara Asia pertama yang ditangani Kluivert. Sebelumnya, pengalaman di Timur jauh hanya ia geluti di Australia bersama Brisbane Roar selama enam bulan sebagai asisten pelatih Ange Postecoglu.
Pengalaman teknis melatih tim nasional juga sudah pernah diemban Kluivert dalam dua periode bersama Curaçao pada 2015-2016 dan 2021.
Kala itu, situasinya mirip seperti saat ini karena Kluivert memimpin Curaçao sebulan usai ditunjuk sebagai pelatih. Debutnya dalam dua periode di Curaçao cukup menjanjikan.
Pada pertandingan putaran pertama Kualifikasi Piala Dunia 2016, Curaçao imbang 2-2. Kemudian di Kualifikasi Piala Dunia 2022, Kluivert yang memimpin tim mengemas kemenangan 8-0 atas British Virgin Island.
Rekam jejak ini bisa jadi cerminan dalam melihat cara Kluivert memanfaatkan waktu sedini mungkin untuk mempersiapkan tim. Pendekatan yang sesuai dengan kultur tim akan membantu pekerjaan Kluivert lebih ringan.
Dalam konferensi pers perkenalan Kluivert, ia menyatakan bakal melakukan blusukan untuk menemui pemain-pemain di Eropa dan Indonesia. Untuk yang di Eropa bisa dijalankan saat yang bersangkutan pulang ke Belanda pada pertengahan Januari hingga Februari ini.
Diskusi dengan pemain diaspora yang punya latar belakang Belanda akan memudahkan Kluivert untuk bertukar pikiran dengan pemain. Terlebih Kluivert punya reputasi yang impresif saat masih merumput.