Rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat di tengah ketidakpastian dari arah politik Jepang yang belum jelas berpotensi menghambat kebijakan suku bunga. Pasar juga menanti rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang berdampak kepada kebijakan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed.
Berdasarkan data Refintiv pada perdagangan Selasa (29/10/2024) rupiah dibuka melemah ke Rp15.725/US$, turun 0,03% dari posisi penutupan kemarin. Ini merupakan posisi terendah sejak Agustus 2024.
Instabilitas politik yang langka masih membebani pasar Jepang setelah hasil pemilu umum hari Minggu yang tidak meyakinkan. Hal ini terjadi setelah partai berkuasa Liberal Demokratik (LDP) kehilangan mayoritas parlemen setelah pemilu yang digelar hari Minggu (27/10/2024). Ini merupakan pertama kalinya sejak 2009 koalisi yang berkuasa di Jepang kehilangan mayoritasnya.
Ketidakpastian politik ini bisa menghalangi Bank of Japan (BoJ) untuk menaikkan suku bunga, menurut beberapa analis. Izumi Devalier, kepala ekonom Jepang di Bank of America, mengatakan bahwa meskipun ketidakpastian politik dapat menunda kenaikan suku bunga, BoJ tidak dapat mengabaikan pelemahan yen yang berkelanjutan.
"Saya tidak berpikir ini berarti BoJ akan menunda kenaikan suku bunga dalam waktu yang lama. Tentu saja, Anda harus mengawasi perkembangan pasar, tetapi kami mungkin masih berada di jalur kenaikan suku bunga pada Januari atau bahkan Desember, tergantung pada pergerakan yen," katanya.
Di sisi lain, pelaku pasar menantikan
data jumlah lowongan kerja pada malam hari ini. Sebelumnya untuk periode Agustus 2024, jumlah lowongan pekerjaan meningkat sebanyak 329.000 menjadi 8,04 juta.
Jumlah lowongan pekerjaan meningkat di sektor konstruksi (+138.000) dan pemerintah negara bagian serta lokal, tidak termasuk pendidikan (+78.000). Namun, lowongan pekerjaan menurun di sektor layanan lainnya (-93.000).
Sementara proyeksi konsensus menilai akan terjadi penurunan jumlah lowongan kerja menjadi sekitar 7,92 juta di tengah data tenaga kerja AS yang tampak sedikit membaik.
Selain itu, pada hari yang sama, Indeks Kepercayaan Konsumen dari Conference Board (CB) dan tampak konsensus memperkirakan akan terjadi kenaikan dari 98,7 menjadi 98,8.
Sebagai catatan, indeks ini mengukur tingkat kepercayaan konsumen terhadap aktivitas ekonomi. Ini merupakan indikator terdepan karena dapat memprediksi pengeluaran konsumen, yang berperan besar dalam aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Pembacaan yang lebih tinggi menunjukkan optimisme konsumen yang lebih besar.
Data-data tersebut penting untuk mempertimbangkan arah kebijakan suku bunga The Fed. Bank sentral AS tersebut diperkirakan masih akan memotong suku bunga sebanyak dua kali di sisa pertemuan tahun ini.
Berdasarkan perangkat Fedwatch, pasar melihat probabilitas sebesar 98,4% suku bunga The Fed akan turun pada pertemuan 7 November 2024. Penurunan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5%-4,75%. Kemudian probabilitas sebesar 69,4% untuk pemangkasan suku bunga lanjutan pada pertemuan Desember sebesar 25 basis poin. Sehingga suku bunga The Fed akan berakhir di 4,25%-4,5% pada akhir 2024.