BACA BERITA

Krisis Gas di Tengah Ambisi Hijau

Author: matauang Category: Judi online
Indonesia baru-baru ini menunjukkan sinyal melemah. Purchasing Managers' Index (PMI) April 2025 mengalami konstraksi sebesar 46.7 poin, turun tajam 5.7 poin dari bulan sebelumnya. Angka di bawah 50 poin menandakan bahwa sektor manufaktur kembali ke zona kontraksi dengan penurunan terbesar pertama kali dalam lima bulan terakhir. Kementerian Perindustrian bahkan mengonfirmasi bahwa kondisi ini menandakan optimisme industri manufaktur semakin menurun di tengah situasi ketidakpastian yang terjadi. Kondisi industri manufaktur yang mengalami kontraksi tidak terlepas dari tekanan biaya dan pasokan energi. Krisis pasokan gas bumi telah menjadi ancaman nyata bagi pabrik-pabrik di wilayah pulau Jawa dan Sumatra. Laporan DPR Komisi VII tentang Optimalisasi Penyerapan Gas Bumi Nasional mencatat bahwa kebutuhan gas industri di Jawa Barat saat ini mencapai 500-550 billion british thermal unit per day (BBTUD-satuan pengukuran volume gas bumi dalam industri gas dan energi). Namun, pasokan gas yang tersedia masih defisit sekitar 50 BBTUD. Jika tidak segera diatasi, maka defisit ini diperkirakan bisa melonjak sampai 370 BBTUD pada 2028.

Di wilayah Sumatera dan Jawa lainnya, ketidakseimbangan pasokan juga terjadi. Total kebutuhan gas 2024 diproyeksikan 585 BBTUD, sementara pasokan hanya 534 BBTUD, menyisakan defisit sekitar 50 BBTUD seperti yang disebutkan pada data sebelumnya. Ketidakseimbangan pasokan gas terjadi akibat produksi lapangan menurun dan infrastruktur pipa yang belum memadai. Kondisi ini juga memperkuat kekhawatiran akan krisis pasokan gas bumi untuk industri di Jawa Barat. Akibatnya, sejumlah pabrik terpaksa mengimpor liquefied natural gas (LNG) untuk suplai cepat.

Laporan DPR Komisi VII juga menyebutkan bahwa perusahaan gas negara (PGN) sampai menyalurkan LNG hampir 45 BBTUD ke Jawa Barat sejak Mei 2024, jauh di atas target awal yang sebesar 18-20 BBTUD. Sementara itu, pemerintah tampaknya sedang mendorong percepatan transisi energi dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil termasuk gas. Namun kenyataannya, infrastruktur dan sumber energi alternatif belum siap sepenuhnya. Risiko transisi energi tanpa gas Lembaga ReforMiner Institute menegaskan bahwa gas bumi masih punya peran strategis sebagai jembatan menuju pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) berkelanjutan. Indonesia bahkan menargetkan pembangkit baru sampai 2040 dengan porsi 20 Gigawatt (GW) dari gas bumi, di tengah rekomendasi pemanfaatan sebesar 75 persen energi terbarukan. Di sisi lain, data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa pemanfaatan gas untuk kebutuhan industri justru masih mendominasi, yaitu sekitar 28 persen total pemanfaatan gas pada pertengahan 2021. Artinya, jika pasokan gas tersendat saat krisis, maka menyebabkan rantai pasok energi ke industri bernilai tambah tinggi terganggu seperti petrokimia, elektronik, otomotif, farmasi, dan lainnya.