Matauang.com - Nilai tukar rupiah kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan akhir pekan ini Jumat (20/09/2024). Penguatan kali ini sentuh hingga 0,5% lebih.
Melansir dari Refinitiv, mata uang Garuda ditutup pada level Rp15.145/US$ melesat naik sebesar 0,56% dari penutupan sebelumnya (19/09/2024). Rupiah kini berhasil turun pada level Rp15.100/US$ an.
Selama sepekan ini, nilai tukar rupiah berhasil menguat lebih dari 1,62% sejak penutupan Jumat (13/09/2024) yang berada pada level Rp15.395/US$.
Bersamaan dengan penguatan rupiah, indeks dolar AS (DXY) terlihat bergerak naik tipis ke titik 100,71 dengan naik sebesar 0,1%.
Penguatan nilai rupiah saat ini masih diselimuti oleh keputusan dari bank sentral AS (The Fed) yang memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps).
Keputusan The Fed untuk menurunkan suku bunga dari 5,25-5,50% menjadi 4,75-5,00% disambut positif oleh pasar global.
Langkah pemangkasan tersebut dilakukan setelah The Fed menilai inflasi di AS mulai mendekati target 2%. Namun, faktor utama yang mendorong kebijakan ini adalah lonjakan tingkat pengangguran di AS.
Selain itu, dalam proyeksi jangka panjang, The Fed memperkirakan suku bunga akan terus turun hingga mencapai 4,4% pada akhir 2024, diikuti penurunan lebih lanjut pada tahun 2025 dan 2026.
Hal ini semakin menguatkan sentimen positif di pasar keuangan, karena arus modal berpotensi mengalir kembali ke negara-negara berkembang yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi termasuk Indonesia.
Pengamat pasar uang menilai, penguatan rupiah juga didorong oleh respons pasar terhadap kondisi global yang semakin stabil.