Matauang Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah cadangan devisa (cadev) Indonesia yang tampak masih cukup solid.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,1% di angka Rp15.660/US$ pada hari ini, Selasa (8/10/2024). Namun selang beberapa menit setelah pembukaan perdagangan, rupiah tampak terdepresiasi hingga ke level Rp15.690/US$.
Sementara DXY pada pukul 08:55 WIB turun 0,14% di angka 102,39. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 102,53.
Kemarin, Bank Indonesia (BI) telah merilis data cadangan devisa (cadev) yang tampak turun tipis dari US$150,2 miliar menjadi US$149,9 miliar.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah, yang dikelola secara strategis untuk mempertahankan stabilitas ekonomi. Meskipun terjadi penurunan kecil, tingkat cadangan saat ini tetap solid, mencakup 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor sekaligus memenuhi pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan ini berfungsi sebagai penyangga terhadap kerentanan eksternal, terutama di tengah tren penguatan DXY saat ini.
BCA Economic Research menyampaikan rupiah telah melemah dengan cepat dalam seminggu terakhir, menghapus semua keuntungan tahun ini saat mendekati nilai fundamentalnya.
Lebih lanjut, penurunan nilai rupiah baru-baru ini mungkin tidak secara drastis mengubah pandangan pemangkasan suku bunga BI, meskipun bank sentral mungkin perlu mengadopsi pendekatan yang lebih pragmatis dalam melaksanakan pemangkasan lebih lanjut.
Posisi cadangan devisa yang masih melimpah menunjukkan bahwa BI dapat terus mengandalkan intervensi pasar uang untuk mengelola penurunan rupiah sambil menunggu pemangkasan FFR lebih lanjut dari bank sentral AS (The Fed).
Selain itu, ada faktor eksternal yang tetap perlu diwaspadai yang dapat berdampak pada pergerakan rupiah hari ini, yakni konflik di Timur Tengah yang masih panas.
Eskalasi di Timur Tengah terus menerus memanas. Hal ini dipicu setelah perang antara Israel dan milisi Gaza Palestina Hamas pecah pada persis setahun yang lalu, 7 Oktober 2023, hingga saat ini.
Terbaru, militer Israel (IDF) mengatakan bahwa telah menyerang kompleks intelijen Hizbullah di Beirut, Senin (7/10/2024). Hal ini terjadi saat Tel Aviv terus menyerbu sel-sel kelompok itu di Lebanon.
Mengutip Russia Today, IDF dalam sebuah pernyataan menyebut bahwa serangan itu dilakukan dengan jet-jet tempur milik mereka. Mereka mengklaim bahwa selain kompleks intelijen, ada juga pusat-pusat komando dan 'lokasi infrastruktur teroris' yang diserang.
"Serangan itu juga menargetkan lokasi Hizbullah di Lebanon selatan dan daerah Beqaa, menghancurkan gudang senjata dan pusat komando," tambah IDF.