BACA BERITA

MATAUANG Rupiah Perkasa Lagi, Dolar Turun ke Rp15.100

Author: matauang Category: Keuangan
Matauang.com - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian data inflasi Indonesia yang akan dirilis esok hari.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,13% di angka Rp15.100/US$ pada hari ini, Senin (30/9/2024). Apresiasi ini senada dengan penutupan perdagangan kemarin (27/9/2024) yang menguat sebesar 0,26%.

Sementara DXY pada pukul 08:58 WIB naik 0,06% di angka 100,44. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 100,38.

Pergerakan rupiah hari ini terjadi di tengah penantian data Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) esok hari (1/10/2024).

Sebelumnya, pada IHK Agustus lalu tercatat Indonesia mengalami deflasi secara bulanan (month to month/mtm) sebesar 0,03%.

Deflasi empat bulan berturut-turut secara bulanan ini pertama kali terjadi sejak 1999 atau 25 tahun terakhir. Artinya, selama Era Reformasi, Indonesia baru mengalami deflasi empat bulan beruntun.

Deflasi empat bulan berturut-turut juga menjadi kekhawatiran tersendiri. Pasalnya, deflasi empat bulan berturut-turut semakin menegaskan sinyal pelemahan daya beli masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak stabil saat ini.

Sebagai catatan, pada 1999 deflasi pernah terjadi dalam delapan bulan beruntun yakni pada Maret (-0,18%), April (-0,68%), Mei (-0,28%), Juni (-0,34%), Juli (-1,05%), Agustus (-0,71%), September (-0,91%), dan Oktober (-0,09%).

Perlu dicatat jika kondisi ekonomi Indonesia pada saat itu sedang carut-marut karena krisis pada 1997/1998.

Selain itu, pergerakan rupiah juga akan dipengaruhi oleh foreign outflow yang terjadi pekan lalu. Derasnya dana asing yang keluar dari domestik memberikan dampak negatif bagi pergerakan rupiah yang berpotensi melemah.

Untuk diketahui, Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 23 - 26 September 2024, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp9,73 triliun atau hampir Rp 10 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,88 triliun di pasar saham, Rp1,30 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp5,55 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Kaburnya investor asing pekan lalu ini berbanding terbalik dengan aliran inflow sebesar Rp 25 triliun pada pekan sebelumnya.