Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 29 Agustus 2024
Rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif pada Kamis (29/8/2024) setelah pemerintah dan DPR menyepakati asumsi kurs RAPBN 2025 sebesar Rp16.000 per dolar AS.
Matauang.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini, Kamis (29/8/2024) setelah pemerintah dan DPR menyepakati asumsi kurs dalam RAPBN 2025 sebesar Rp16.000 per dolar AS.
Pada Rabu (28/8/2024), rupiah ditutup menguat ke level Rp15.422. Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 73 poin atau 0,47% menuju level Rp15.422 per dolar AS.
Penguatan rupiah terjadi di tengah laju greenback yang juga bertenaga yang tecermin pada indeks dolar AS juga meningkat 0,27% ke posisi 100,82.
Pada Rabu (28/8/2024), Pemerintah dan Komisi XI DPR sepakat untuk menurunkan asumsi kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
Kesepakatan tersebut terjadi dalam rapat kerja antara Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, dan Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (28/8/2024).
Sebelumnya, dalam RAPBN 2025 yang diserahkan pemerintah kepada DPR, nilai tukar rupiah dipatok Rp16.100 per dolar AS. Kendati demikian, mayoritas fraksi di Komisi XI mengkritisi proyeksi tersebut karena belakangan nilai tukar rupiah sudah mulai menguat.
Akhirnya, disepakati jalan tengah agar nilai tukar rupiah dipatok Rp16.000 per dolar AS pada tahun depan.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengatakan sentimen yang membayangi pergerakan rupiah hari ini adalah Bank Indonesia (BI) yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun depan berkisar 4,7%-5,5%.
“Angka ini tidak beranjak jauh dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua 2024 yakni sebesar 5,05% secara tahunan," kata Ibrahim dalam riset, Selasa (27/8/2024).
Menurutnya, guna untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi, pemerintah perlu meningkatkan konsumsi rumah tangga. Hal ini disebabkan telah berakhirnya faktor musiman, seperti hari besar keagamaan nasional (HBKN) dan dampak Pemilu pada semester I/2024.
Selain itu, Proyek Strategis Nasional (PSN) dapat meningkatkan investasi, khususnya investasi swasta. Kenaikan stimulus fiskal dari 2,3% menjadi 2,7% dari PDB diharapkan juga dapat secara efektif memberikan dampak pengganda terhadap perekonomian.
Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini ditopang kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya kinerja ekspor.