Mata duit rupiah melemah dikala pembukaan perdagangan hari ini, Kamis( 27/ 2/ 2025). Koreksi rupiah terjalin bersamaan dengan penguatan indeks dolar Amerika Serikat( AS).
Bersumber pada informasi Bloomberg, rupiah melemah 0, 21% ataupun 34, 5 poin ke tingkat Rp16. 415.
Sedangkan itu, indeks dolar AS menguat 0, 13% ke tingkat 106, 551. Ada pula, sebagian besar mata duit di kawasan Asia yang lain turut dibuka loyo terhadap dolar AS.
Misalkan, yen Jepang serta dolar Singapore tiap- tiap susut 0, 18% serta 0, 02%. Tidak hanya itu, won Korea Selatan serta peso Filipina turut melemah 0, 42% serta 0, 02%.
Pelemahan nilai ubah yang lain terjalin pada rupee India serta yuan Cina tiap- tiap 0, 58% serta 0, 07%.
Berikutnya baht Thailand serta ringgit Malaysia tiap- tiap terkoreksi 0, 20% serta 0, 10%.
Di sisi lain, harga minyak mentah turun ke tingkat terendah tahun ini pada perdagangan Rabu( 26/ 2/ 2025) sehabis Presiden AS Donald Trump mengguncang pasar dengan serangkaian statment yang berlawanan menimpa kebijakan perdagangan.
Mengutip Bloomberg, Kamis( 27/ 2), West Texas Intermediate( WTI) buat pengiriman April ditutup melemah 0, 4% ke US$68, 62 per barel.
Sedangkan itu, minyak patokan Brent buat kontrak April melemah 0, 7% ke US$72, 53 per barel. WTI ditutup pada tingkat terendah tahun ini sehabis tahap perdagangan yang fluktuatif akibat volume transaksi yang tipis.
Pada Rabu, Trump menghasilkan bermacam statment terpaut tarif impor terhadap Kanada, Meksiko, serta Uni Eropa yang memunculkan ketidakpastian di pasar.
Ancaman perang dagang global berefek pada prospek perkembangan ekonomi serta permintaan tenaga, paling utama di AS serta Cina, yang ialah 2 konsumen minyak terbanyak dunia.
Kepala analis komoditas SEB AB Bjarne Schieldrop berkata ketidakpastian menimpa kebijakan Trump memencet keyakinan konsumen serta bisnis.
“ Kebijakan Trump melemahkan keyakinan konsumen serta bisnis, yang pada kesimpulannya hendak memencet mengkonsumsi riil,” kata Schieldrop.