BACA BERITA

Nostalgia dan Tren: Kembalinya Era 90-an dalam Dunia Hiburan

Author: matauang Category: Hiburan
Di tengah gempuran inovasi digital dan perkembangan teknologi, ada satu tren yang diam-diam merangkul hati banyak orang: kembalinya nuansa era 90-an. Dunia hiburan, baik musik, film, hingga fashion, tengah menyambut hangat gelombang nostalgia yang membawa kembali gaya, suara, dan suasana khas dekade tersebut. Mengapa era 90-an kembali begitu populer, dan apa daya tarik yang membuatnya begitu melekat di hati generasi masa kini?

Nostalgia bukan sekadar rindu masa lalu. Ia adalah bentuk kenyamanan, pelarian dari dunia modern yang serba cepat dan kompleks. Era 90-an menghadirkan kenangan akan masa yang lebih sederhana—saat televisi tabung, walkman, dan video klip di MTV menjadi bagian dari keseharian. Musik pop dan grunge, film remaja dengan latar sekolah, hingga serial kartun khas Sabtu pagi kini dihidupkan kembali melalui remake, reboot, atau sekadar inspirasi gaya.

Platform streaming seperti Netflix, Disney+, hingga Spotify memainkan peran besar dalam kebangkitan tren ini. Serial lawas seperti Friends, Full House, atau The Fresh Prince of Bel-Air kembali populer di kalangan penonton muda. Di sisi musik, rilisan ulang lagu-lagu lawas atau penampilan musisi era 90-an dalam festival nostalgia seperti We Love 90’s mendapatkan sambutan luar biasa. Generasi yang tumbuh di era tersebut merasa ‘pulang’, sementara generasi muda menemukan pesona baru dari masa lalu.

Mode tahun 90-an pun kembali mendominasi panggung fashion. Celana high-waist, crop top, jaket oversized, dan sneakers klasik kini tampil sebagai tren utama. Bahkan, merek-merek legendaris seperti Fila, Reebok, dan Champion mengalami kebangkitan, membawa identitas era 90-an ke pasar modern yang penuh semangat retro.

Mengapa semua ini terjadi sekarang? Salah satu alasannya adalah siklus budaya pop yang berputar setiap 20–30 tahun. Saat generasi yang tumbuh di tahun 90-an kini berada di usia produktif, mereka punya daya beli dan kekuatan nostalgia yang besar. Industri hiburan pun merespons, menciptakan kembali karya-karya lama dengan sentuhan modern untuk menjangkau pasar lebih luas.

Namun lebih dari sekadar tren, kebangkitan era 90-an juga mencerminkan kebutuhan emosional akan stabilitas dan identitas di tengah ketidakpastian zaman. Nostalgia menjadi cara untuk merayakan masa lalu, tetapi juga alat untuk menyambungkan lintas generasi.

Kesimpulan:
Kembalinya era 90-an dalam dunia hiburan adalah lebih dari sekadar gaya atau musik. Ia adalah jembatan emosional yang menghubungkan kenangan dan masa kini, menawarkan kehangatan di tengah dunia modern yang serba cepat. Di balik jaket denim dan lagu-lagu lama, tersimpan rasa rindu akan waktu yang sederhana—yang kini hadir kembali, dalam bentuk yang tetap relevan dan memesona.