Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) menyatakan bahwa meskipun menghadapi banyak tantangan ekonomi, peluang usaha logistik nasional tetap potensial pada tahun depan. Ketua Dewan Penasihat ALFI, Yukki Nugrahawan Hanafi, menilai dengan optimisme dan realisme bahwa meskipun tantangan perekonomian eksternal dan domestik berpotensi menekan laju pertumbuhan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5-5,1 persen masih dapat tercapai. “Meski tantangan seperti daya beli domestik atau konsumsi masyarakat masih menjadi risiko akibat kebijakan-kebijakan di akhir tahun ini, seperti kenaikan PPN 12 persen dan UMP 6,5 persen, kami optimistis bahwa belanja pemerintah bisa menjadi pendorong utama bagi perekonomian nasional untuk menjaga tingkat pertumbuhan sesuai asumsi,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu
Yukki menggarisbawahi tiga faktor utama yang memengaruhi perekonomian global dan domestik tahun depan. Pertama, perang dagang yang dipicu oleh kebijakan pengetatan impor AS melalui kenaikan tarif oleh pemerintahan baru Donald Trump. Kedua, pemangkasan suku bunga The Fed yang lebih rendah dari ekspektasi pasar. Ketiga, intensitas ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang memengaruhi rantai pasokan global dan harga komoditas.
Yukki juga mengakui potensi disrupsi rantai pasok global, termasuk pergeseran pusat produksi dan logistik. Negara-negara ASEAN mulai dilirik sebagai alternatif pusat produksi untuk pasar global. “Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di ASEAN, memiliki peluang besar. Ketika dunia melihat ASEAN sebagai pusat ekonomi baru, kita harus memanfaatkan peluang ini dengan sebaik-baiknya,” kata Yukki.
Menurut Yukki, kelanjutan program hilirisasi serta peningkatan investasi hijau dapat menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025. Hilirisasi dan komitmen untuk meningkatkan investasi pada sektor-sektor yang ramah lingkungan (green investment) dipandang sebagai kunci untuk mendukung ekonomi nasional. “Energi Baru Terbarukan (EBT), infrastruktur hijau, dan teknologi digital akan memainkan peran penting. Selain itu, kami juga melihat peluang besar pada pembangunan infrastruktur, termasuk rencana pemerintah untuk membangun 3 juta rumah, serta program ketahanan pangan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat,” jelas Yukki.