Matauang.com - Rupiah masih perkasa melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan mempertahankan posisi terkuatnya sejak awal tahun.
Melansir data Refinitiv, pada perdagangan Rabu (28/8/2024) rupiah berakhir di Rp15.420/US$, dalam sehari menguat 0,45%.
Rupiah menguat di tengah optimisme pasar global didorong oleh peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Amerika Serikat (AS) yang mencapai 103,3 pada bulan ini, menjadi level tertinggi dalam enam bulan terakhir.
Kepercayaan konsumen AS meningkat dari 101,9 pada Juli lalu, meskipun para ekonom yang disurvei oleh Reutersmemperkirakan indeks ini akan tetap di sekitar angka 100,3.
Kenaikan ini mencerminkan optimisme terhadap prospek ekonomi AS, meskipun terdapat kekhawatiran mengenai kondisi pasar tenaga kerja setelah tingkat pengangguran naik mendekati level tertinggi dalam tiga tahun, yaitu 4,3% pada periode sebelumnya.
Indeks Ekspektasi Conference Board, yang mengukur pandangan konsumen terhadap pendapatan, bisnis, dan kondisi pasar tenaga kerja dalam jangka pendek, juga meningkat menjadi 82,5, level tertinggi sejak Agustus 2023, naik dari 81,1 pada bulan Juli.
Namun, konsumen tetap menunjukkan kekhawatiran terhadap pasar tenaga kerja, dengan persentase yang menganggap pekerjaan "banyak tersedia" turun menjadi 32,8% dari 33,4% pada bulan sebelumnya.
Meskipun inflasi telah menurun signifikan, pasar tenaga kerja yang kurang ketat menjadi alasan tambahan bagi bank sentral untuk mempertimbangkan penyesuaian kebijakan.
Selain itu, pada hari ini pelaku pasar turut mencermati data pertumbuhan ekonomi AS yang pada kuartal II-2024 akan dirilis pada hari ini Kamis (29/8/2024).
Konsensus pasar dalam Trading Economicsmemperkirakan produk domestik bruto (PDB) perkiraan kedua AS pada kuartal II-2024 akan tumbuh 2,8%, sama seperti perkiraan awal yang diumumkan pada Juli.
Setiap perubahan dapat mempengaruhi ekspektasi terhadap langkah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) berikutnya, meski The Fed sudah mengindikasikan akan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang.
Revisi ini juga akan sangat penting untuk menilai ketahanan ekonomi AS dalam menghadapi potensi penurunan suku bunga.
Pelaku pasar menunjukkan bahwa kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunganya pada pertemuan 18 September 2024 sebesar 71,5%.
Pasar melihat peluang The Fed memangkas 25 basis poin ke target 5,00%-5,25% pada pertemuan tersebut.
Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah melawan dolar AS terpantau masih lanjut sideways.
Rupiah terkonsolidasi dari support Rp15.375/US$ sampai resistance di Rp15.495/US$. Support tersebut diambil dari garis low candle intraday 26 Agustus 2024 dan merupakan area yang dicermati sebagai potensi penguatan lanjutan,
Sementara, untuk resistance ditarik dari garis rata-rata selama 100 jam atau Moving Average/MA 100 yang digunakan untuk antisipasi jika rupiah berbalik arah melemah.