Rupiah Ditutup Melemah Awal Pekan, Tembus Level Rp16.448 per Dolar AS
Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.448 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (3/2/2025). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan dengan turun 0,88% atau 143,5 poin ke posisi Rp16.448 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terlihat menguat 1,25% ke posisi 109,570. Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,26%, dolar Singapura melemah sebesar 0,80%, peso Filipina melemah 0,51%, won Korea melemah 0,90%, dan baht Thailand melemah 1,01%. Sementara itu mata uang lainnya, ringgit Malaysia melemah 0,67%, rupee India melemah 0,62%, dolar Taiwan melemah sebesar 1,8%, dolar Hong Kong melemah 0,02%, dan yuan China melemah 0,05%.
Pengamat Forex Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa pada perdagangan sore ini (3/2) mata uang rupiah ditutup melemah 143 poin ke level Rp16.448, setelah sebelumnya sempat melemah 165 poin ke level Rp16.304. Dia memprediksi bahwa untuk perdagangan besok (4/2) mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.430-Rp16.500, seiring dengan langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menaikan tarif impor terhadap sejumah negara.
Ibrahim mengatakan bahwa Trump mengenakan tarif 25% pada impor Kanada dan Meksiko, bersama dengan bea masuk 10% pada China. Ketiga negara menolak tarif tersebut dan bersumpah akan melakukan pembalasan. Trump telah menyampaikan tarif tersebut pada pekan lalu, sebelum menandatangani perintah eksekutif yang menetapkannya pada Sabtu (1/2/2025). Kanada merespons dengan cepat dengan menerapkan tarif balasan sebesar 25% terhadap impor dari AS. Sementara itu, China mengkritik keras kebijakan tersebut, meskipun masih membuka jalan untuk berdialog dengan AS agar konflik ini tidak semakin memburuk. Kemudian, dia mengatakan bahwa Trump memukul China dengan tarif impor 10% sebuah langkah yang menjadi pertanda buruk bagi ekonomi China yang sangat bergantung pada ekspor, mengingat China telah memangkas paparan perdagangannya ke AS dalam beberapa tahun terakhir. Kementerian Keuangan dan Perdagangan China menyebut pihaknya akan mengajukan gugatan terhadap kebijakan tarif Trump di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Selain itu, Ibrahim mengatakan bahwa China memperingatkan akan mengambil tindakan balasan yang belum disebutkan secara rinci, yang dijadwalkan mulai berlaku pada Selasa (4/2/2025). Selain itu, menurutnya data indeks harga PCE pengukur inflasi pilihan Fed naik sesuai perkiraan pada Desember. Angka tersebut naik lebih jauh di atas target tahunan Fed sebesar 2%, dan juga memperhitungkan ekspektasi bahwa suku bunga AS akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama.