Bank Indonesia menjelaskan QRIS sebagai penyatuan berbagai macam QR berbagai penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code. Dengan menggunakan QRIS industri pembayaran bersama dengan Bank Indonesia bisa berjalan lebih cepat, mudah, dan terjaga keamanannya.
Sebagai alat pembayaran yang sah, seluruh benda di dunia ini harus dibeli menggunakan uang. Meskipun kini uang tak selalu berbentuk fisik tetapi juga digital.
Memasuki tahap digitalisasi, manusia masa kini lebih suka menggunakan uang digital untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya. Baik untuk membeli makanan, membayar listrik, membeli tiket hiburan, atau sekedar berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Tapi siapa sangka, sejarah munculnya uang dalam kehidupan manusia sangatlah panjang lo detikers! Dari masa pertukaran barang hingga hadirnya uang logam, kertas, hingga digital seperti saat ini
1. Tahap Pra-barter hingga Barter
Pada tahap pra-barter, manusia masih memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Mereka berburu dan mengumpulkan bahan pangan sendiri.
Berlanjut ke tahap barter, pada masa ini manusia mulai menyadari perannya sebagai makhluk sosial. Dengan demikian, mereka membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya.
Di tahap ini, manusia saling tukar menukar barang sesuai dengan kesepakatan. Tujuannya tentu saja untuk memenuhi kebutuhan hidup selama beberapa waktu ke depan.
2. Tahap Uang Barang
Karena berbagai hambatan dalam sistem barter, manusia berlanjut di tahapan mengartikan barang sama dengan uang. Oleh karena itu, mereka mulai menggunakan barang seperti kesepakatan sebagai upah atau gaji bagi pekerja.
3. Tahap Uang Pasca Barang
Berjalannya waktu, manusia mulai menemukan bila barang tidak sama dengan uang karena mudah rusak dan tidak tahan lama. Untuk itu, mereka mencari barang yang lebih tahan lama sebagai alat pembayaran.
Ensiklopedia Britannica menjelaskan bila beberapa mata uang paling awal pada dasarnya berasal dari barang atau benda-benda alam. Salah satu contohnya adalah cangkang cowrie atau siput laut yang pertama kali digunakan sebagai uang sekitar tahun 1200 SM.
Salah satu alasan mengapa cangkang cowrie dijadikan alat pembayaran karena memiliki ukuran serupa, kecil dan tahan lama. Pada masa itu, penggunaan cangkang cowrie menjadi alat tukar meluas dari pesisir Samudra Hindia dan pasifik hingga negara-negara Eropa.
Mata uang lain yang berasal dari alam adalah gigi ikan paus yang digunakan oleh masyarakat Fiji hingga piringan besar dari batu kapur yang digunakan oleh masyarakat Pulau Yap (Micronesia).
Pada abad ke-7 SM, kaum Olibia di Ukraina juga menciptakan mata uang dari panah. Uang tersebut juga digunakan sebagai mata uang resmi di daerah yang dikenal dengan Great Scythia atau kini Ukraina, Asia Tengah, Eropa Timur, Kaukasus Utara hingga Rusia.
5. Tahap Uang Logam
Mata uang logam yang terstandarisasi dan bersertifikat baru hadir pada abad ke-7 SM. Pada masa ini, kerajaan Lydia atau sekarang Turki mengeluarkan uang logam atau koin pertama yang diakui.
Uang logam ini hadir pada masa pemerintahan Raja Alyattes dan terbuat dari elektrum atau campuran alami emas dan perak. Koin-koin ini menampilkan simbol kerajaan yakni seekor singa.
Putra Alyattes, Croesus sempat mereformasi mata uang kerajaan dengan membuat koin perak dan kon emas. Sejak saat itu, uang logam muncul di negara lain.
Seperti India, China, dan negara lain yang mulai mencetak uang sendiri pada masa Kerajaan Syailendra pada abad ke-8 dengan bahan baku emas dan perak.