Matauang.com - Pasar SUV kompak di Indonesia saat ini tengah menjadi segmen yang sangat diminati, terutama oleh konsumen muda dan keluarga kecil yang menginginkan kendaraan fungsional, bergaya, namun tetap efisien. Di segmen ini, beberapa model yang sudah eksis seperti Toyota Raize dan Daihatsu Rocky terus mencatatkan penjualan yang cukup stabil sejak peluncuran mereka.
Namun, di tengah tren positif tersebut,
Subaru Indonesia memastikan bahwa mereka tidak akan membawa SUV kompak bernama Rex ke pasar Tanah Air. Padahal, Rex merupakan “saudara kembar” dari Rocky dan Raize yang juga berbasis platform dan desain serupa, serta sudah dipasarkan di Jepang.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Arie Christopher, Chief Executive Officer Subaru Indonesia, saat ditemui media di Jakarta Selatan. Arie menjelaskan bahwa Subaru Rex memang hanya dirancang untuk pasar domestik Jepang (JDM) dan tidak memiliki rencana ekspor ke luar negeri.
“Rex itu platformnya sama dengan Rocky, kebetulan mobil itu hanya dipasarkan oleh Subaru untuk pasar JDM saja. Jadi memang tidak ada ekspor-nya,” jelas Arie. Dengan kata lain, meskipun produk ini memiliki potensi di pasar global termasuk Indonesia, Subaru sebagai prinsipal memilih untuk tidak memasarkan Rex di luar negeri.
Lebih lanjut, Arie mengungkapkan alasan yang cukup logis di balik keputusan ini. Menurutnya, jika Rex tetap diekspor ke Indonesia, maka harganya tidak akan mampu bersaing dengan kedua “saudaranya”, yakni Toyota Raize dan Daihatsu Rocky yang diproduksi lokal. “Andaikata ada versi ekspornya, harganya juga nggak akan bisa bersaing dengan saudara-saudaranya. Jadi, ya tidak visible lah untuk kita masukkan,” tambahnya.
Sekilas Tentang Subaru Rex
Subaru Rex adalah produk yang diluncurkan Subaru Jepang di akhir tahun lalu sebagai bagian dari strategi memperluas segmen entry-level mereka. Mobil ini merupakan hasil rebadge dari Daihatsu Rocky dan Toyota Raize, namun dengan beberapa sentuhan desain khas Subaru, seperti gril depan dan logo.
Dari sisi spesifikasi, Rex dibekali dengan mesin 1.200 cc 3-silinder berkode WA-VE, persis seperti yang digunakan oleh Rocky dan Raize varian non-turbo. Mesin ini dikawinkan dengan transmisi otomatis CVT with seven simulated gears, yang memberikan pengalaman berkendara layaknya transmisi konvensional berjenjang.
Tenaga maksimum yang dihasilkan berada di kisaran 80 dk, sementara torsi puncaknya mencapai 105 Nm. Meskipun angka ini terlihat biasa saja, namun untuk segmen SUV kompak yang ditujukan untuk penggunaan harian di perkotaan, performa tersebut dinilai cukup mumpuni.
Salah satu keunggulan dari mesin ini adalah konsumsi bahan bakarnya yang irit. Subaru mengklaim bahwa Rex mampu mencatat konsumsi BBM hingga 23,6 kilometer per liter untuk pemakaian dalam kota, menjadikannya salah satu mobil dengan efisiensi tinggi di kelasnya.
Strategi Subaru Berbeda
Keputusan Subaru untuk tidak memasarkan Rex ke Indonesia juga menunjukkan bahwa strategi brand positioning Subaru berbeda dengan Toyota dan Daihatsu. Jika Toyota dan Daihatsu menyasar volume market yang luas, termasuk segmen entry-level, Subaru justru lebih memfokuskan diri pada segmen premium, SUV performa, dan all-wheel drive (AWD) yang selama ini menjadi identitas mereka.
Sejauh ini, produk-produk Subaru yang dipasarkan di Indonesia adalah model-model seperti Forester, Crosstrek, WRX, dan BRZ, yang mengedepankan performa dan teknologi, bukan semata-mata volume penjualan.
Kesimpulan
Meski SUV kompak seperti Rex berpotensi mencuri perhatian di pasar Indonesia, terutama dengan popularitas platform Rocky-Raize yang sudah terbukti, Subaru memilih untuk tidak memasukkan model ini ke lini produk mereka. Selain karena strategi global yang menempatkan Rex khusus untuk pasar Jepang, faktor harga dan persaingan dengan produk “saudara kembar” yang sudah diproduksi lokal juga menjadi pertimbangan besar.