BACA BERITA

Terbaru! World Bank Proyeksi Ekonomi Dunia Tumbuh 2,7% di 2025

Author: matauang Category: Keuangan
Bank Dunia atau World Bank menilai ekonomi negara-negara berkembang yang menyumbang 60% pertumbuhan global diproyeksikan akan mengalami tekanan pada 2025. Laporan Global Economic Prospects mencatat ekonomi negara maju akan mengakhiri kuartal pertama awal abad ke-21 dengan prospek pertumbuhan jangka panjang terlemah sejak tahun 2000.Laporan Bank Dunia ini bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan tumbuh 2,7% pada 2025 dan stagnan pada 2026. Dengan perkiraan terbaru ini, maka disimpulkan ekonomi dunia akan mengalami stagnasi."Ekonomi global diproyeksikan akan tumbuh sebesar 2,7% pada tahun 2025 dan 2026, dengan kecepatan yang sama seperti pada tahun 2024, karena inflasi dan suku bunga menurun secara bertahap," tulis Bank Dunia dalam rilisnya

Bank Dunia juga melihat pertumbuhan di negara-negara berkembang juga diperkirakan akan tetap stabil di sekitar 4% selama dua tahun ke depan. Namun, ini akan menjadi kinerja yang lebih lemah daripada sebelum pandemi dan tidak cukup untuk mendorong kemajuan yang diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan mencapai tujuan pembangunan yang lebih luas.

Dalam laporan, Bank Dunia juga menemukan menemukan bahwa, selama dekade pertama, ekonomi negara berkembang tumbuh paling cepat sejak tahun 1970-an.

Namun, kemajuan itu surut setelah Krisis Keuangan Global tahun 2008-09. Integrasi ekonomi global tersendat: sebagai bagian dari PDB, arus masuk investasi asing langsung (FDI) ke negara berkembang berada pada sekitar setengah dari level awal tahun 2000-an.

Pembatasan perdagangan global baru pada tahun 2024 meningkat lima kali lipat dari rata-rata tahun 2010-2019. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan menurun-dari 5,9% pada tahun 2000-an menjadi 5,1% pada tahun 2010-an menjadi 3,5% pada tahun 2020-an.

Sejak tahun 2014, dengan pengecualian Tiongkok dan India, rata-rata tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita di negara berkembang setengah poin persentase lebih rendah daripada di negara maju, yang memperlebar kesenjangan antara kaya dan miskin.

Beban Berat Negara Berkembang

Dengan demikian, Bank Dunia melihat beban besar bagi negara berkembang pada 25 tahun mendatang.

"25 tahun ke depan akan menjadi perjuangan yang lebih berat bagi negara-negara berkembang dibandingkan 25 tahun terakhir," kata Indermit Gill, Kepala Ekonom dan Wakil Presiden Senior untuk Ekonomi Pembangunan Grup Bank Dunia.

"Sebagian besar kekuatan yang pernah membantu kebangkitan mereka telah menghilang. Sebagai gantinya, muncul hambatan yang menakutkan: beban utang yang tinggi, pertumbuhan investasi dan produktivitas yang lemah, dan meningkatnya biaya perubahan iklim," sambung Gill.

Dia melihat dalam beberapa tahun mendatang, negara-negara berkembang akan membutuhkan buku pedoman baru yang menekankan reformasi domestik untuk mempercepat investasi swasta, memperdalam hubungan perdagangan, dan mempromosikan penggunaan modal, bakat, dan energi yang lebih efisien.

Meski demikian, Bank Dunia menegaskan negara-negara berkembang lebih penting bagi ekonomi global dibandingkan pada awal abad ini.

"Mereka menyumbang sekitar 45% dari PDB global, naik dari 25% pada tahun 2000. Saling ketergantungan mereka juga telah tumbuh: lebih dari 40% ekspor barang mereka ditujukan ke negara-negara berkembang lainnya, dua kali lipat dari porsi pada tahun 2000," ungkap laporan Bank Dunia.

Negara-negara berkembang juga telah menjadi sumber penting aliran modal global, remitansi, dan bantuan pembangunan bagi negara-negara berkembang lainnya: antara tahun 2019 dan 2023, mereka menyumbang 40% dari remitansi global-naik dari 30% pada dekade pertama abad ini.