Matauang.com, Jakarta - Produsen kendaraan listrik terkemuka Cina, BYD (002594.SZ) menargetkan untuk merampungkan pabrik senilai $1 miliar di Indonesia pada akhir tahun 2025, ungkap kepala unit lokalnya pada Senin, 20 Januari 2025, yang menggarisbawahi ambisi perusahaan untuk mendominasi pasar di mana produsen mobil Jepang populer.
Rencana jangka panjang pabrik tersebut adalah untuk pasar ekspor, kata Eagle Zhao, presiden direktur BYD di Indonesia.
"Setiap perkembangan manufaktur lokal kami berjalan lancar dan sesuai rencana. Kami akan menepati komitmen kami, yakni pada akhir 2025, kami akan menyelesaikan pekerjaan konstruksi," kata Zhao dalam wawancara bersama Reuters dan CNBC Indonesia.
Pabrik yang dibangun di kompleks industri di Subang, Jawa Barat, akan memiliki kapasitas produksi 150.000 unit EV per tahun.
Dengan investasi tersebut, BYD diizinkan untuk sementara waktu mengirimkan mobilnya ke Indonesia tanpa bea masuk, sebuah kebijakan yang bertujuan untuk menstimulasi permintaan kendaraan listrik sekaligus menarik investasi dari produsen mobil. Pemerintah menargetkan 600.000 kendaraan listrik dapat diproduksi di dalam negeri pada tahun 2030.
Pada tahun 2024, tahun pertama penjualannya di Indonesia, BYD menjual 15.429 unit, menurut data asosiasi otomotif. Menurut data Januari hingga November, BYD menjadi pemimpin dalam hal penjualan kendaraan listrik berbasis baterai dengan pangsa pasar sekitar 36%.
Zhao mengatakan, ia memperkirakan pabrik baru itu akan memproduksi mobil pertamanya tidak lama setelah pembangunannya selesai.
BYD sejauh ini telah memperkenalkan empat model di Indonesia, yaitu sedan Seal, SUV Atto 3, hatchback Dolphin, dan MPV tujuh penumpang M6, yang merupakan model paling laris dari keempatnya tahun lalu.
Zhao menambahkan bahwa perusahaan berencana untuk memperkenalkan lebih banyak model tahun ini, tanpa menyebutkan jumlahnya, guna membukukan "pertumbuhan pesat" dalam penjualan pada tahun 2025. BYD juga akan meluncurkan merek premium Denza di Indonesia minggu ini.
BYD, yang melampaui target penjualan globalnya hingga lebih dari 4 juta unit terjual tahun lalu, telah meningkatkan kehadirannya di Asia Tenggara, menantang pasar mobil yang didominasi oleh perusahaan Jepang dan Korea.
Tahun lalu, BYD membuka pabrik EV pertamanya di kawasan tersebut, di Thailand, senilai $490 juta dan memiliki kapasitas produksi 150.000 unit per tahun, termasuk hibrida plug-in.
Di Singapura, BYD memperluas keunggulan penjualannya atas Tesla (TSLA.O) pada paruh pertama tahun 2024.