Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian reshuffle kabinet pada pagi hari ini.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,48% di angka Rp15.610/US$ pada hari ini, Senin (19/8/2024). Lebih lanjut, selang satu menit setelah perdagangan dibuka, rupiah kembali perkasa dengan penguatan sebesar 0,51%.
Sementara DXY pada pukul 08:57 WIB turun tipis 0,08% di angka 102,38. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 102,46.
Pergerakan rupiah hari ini tak lepas dari momen penting soal reshuffle kabinet.
Presiden Joko Widodo akan melantik sejumlah menteri, wakil menteri, dan kepala badan di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/8/2024). Pelantikan itu merupakan konsekuensi dari perombakan (reshuffle) terbaru di tubuh Kabinet Indonesia Maju.
"Hari ini, Senin, tanggal 19 Agustus 2024, pukul 09.30 WIB, bapak presiden diagendakan akan melantik beberapa menteri, wakil menteri dan beberapa kepala badan di Istana Negara," kata Ari Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana dalam keterangan, Senin (19/8/2024).
"Pengangkatan menteri, wakil menteri dan kepala badan diperlukan untuk mempersiapkan dan mendukung transisi pemerintahan agar berjalan dengan baik, lancar dan efektif," ujar Ari.
Salah satu menteri yang dikabarkan akan diganti adalah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly. Ia pun telah mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut.
"Iya, benar," ujar Yasonna saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (18/8/2024).
Selain Yasonna, reshuffle juga menyasar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif. Arifin dikabarkan akan diganti Bahlil Lahadalia yang saat ini menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Selain itu, investor asing yang membanjiri pasar keuangan domestik juga menjadi pendorong kuatnya rupiah hari ini.
Data transaksi yang dirilis Bank Indonesia (BI) per 12-15 Agustus 2024 menunjukkan tercatat investor asing beli neto Rp9,67 triliun (beli neto Rp7,36 triliun di pasar Surat Berharga Negara atau SBN, Rp2,18 triliun di pasar saham dan Rp0,13 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia atau SRBI).