Matauang.com - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah data inflasi konsumen AS tampak bergerak lebih rendah dibandingkan ekspektasi pelaku pasar.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat tipis 0,03% di angka Rp15.390/US$ pada hari ini, Kamis (12/9/2024). Hal ini sejalan dengan apresiasi kemarin (11/9/2024) yang ditutup di posisi 0,32%.
Sementara DXY pada pukul 08:55 WIB naik 0,08% di angka 101,76. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 101,68.
Pada Rabu malam (11/9/2024), dari negeri Paman Sam melaporkan data inflasi konsumen (CPI) melandai lebih baik dari ekspektasi. Hal ini kemudian memicu prospek pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) makin dekat.
Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja mencatat indeks harga konsumen naik 0,2% bulan lalu setelah naik dengan tingkat yang sama pada bulan Juli. Ini sesuai dengan perkiraan pelaku pasar.
Harga pangan naik tipis 0,1% setelah naik 0,2% dalam dua bulan terakhir. Harga pangan di toko kelontong tidak berubah karena kenaikan biaya daging, ikan, telur, dan produk susu diimbangi oleh penurunan harga minuman non-alkohol, buah-buahan, dan sayur-sayuran.
Biaya produk untuk energi turun 0,8% setelah tidak berubah pada Juli. Harga bensin turun 0,6%, sementara listrik 0,7% lebih murah dan biaya gas alam turun 1,9%.
Suvei CME FedWatch Tool juga menunjukkan bahwa sebesar 85% pelaku pasar berekspektasi terjadi cut rate sebesar 25 basis poin (bps) Sementara 15% sisanya berekspektasi cut rate sebesar 50 bps.
Jika hal ini benar terjadi, maka tekanan terhadap rupiah akan semakin mengecil dan berdampak kepada penguatan rupiah yang dapat terlihat ke depannya.