Matauang.com, Jakarta - PT Reasuransi Maipark Indonesia (Maipark) memproyeksikan ekuitas perusahaan dapat mencapai Rp2 triliun pada 2028.
Direktur Utama Maipark, Kocu Andre Hutagalung, menjelaskan strategi ini penting untuk memastikan perusahaan memenuhi ketentuan permodalan di sektor reasuransi yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kocu menyebutkan pada 2028, perusahaan reasuransi di Indonesia harus memiliki modal minimal Rp2 triliun. Saat ini, ekuitas Maipark baru mencapai Rp750 miliar, sehingga ada gap yang harus dicapai untuk memenuhi target tersebut. “Saat ini ekuitas kami sekitar Rp750 miliar.
Untuk mencapai Rp2 triliun, kami butuh strategi jangka panjang dan permodalan tambahan,” kata Kocu dalam sebuah pertemuan dengan pemegang saham, Resonansi: Maipark CEO Forum 2024 di Jakarta, Selasa (1/10/2024).
Menurut Kocu, salah satu upaya untuk mencapai target ini adalah menjaga agar 51% saham Maipark tetap dimiliki oleh pemegang saham existing.
“Kami berencana mempertahankan 51% saham Maipark berada di tangan pemegang saham existing. Selebihnya, kami terbuka untuk mencari tambahan 49% dari investor baru,” jelasnya.
Untuk memastikan pencapaian target ekuitas tersebut, Maipark telah melakukan berbagai simulasi dan memproyeksikan pertumbuhan premi yang perlu dicapai. Perusahaan menargetkan pertumbuhan premi sebesar 12-15% per tahun hingga 2027.
Namun, meski dengan pertumbuhan tersebut, Maipark masih membutuhkan tambahan modal sekitar Rp150 miliar dari pemegang saham existing atau investor baru untuk mencapai ekuitas Rp1,062 triliun pada 2027.
“Setelah melakukan simulasi, kami menemukan bahwa meski dengan pertumbuhan 12-15% per tahun, kami tetap memerlukan tambahan modal Rp150 miliar untuk mencapai target ekuitas tahun 2027,” ungkap Kocu.
Tambahan modal ini, menurutnya, akan digunakan untuk memperkuat permodalan perusahaan dan menjaga pertumbuhan yang sehat. Lebih lanjut, Kocu menyebutkan bahwa untuk mencapai ekuitas Rp2 triliun pada 2028, perusahaan membutuhkan tambahan modal sekitar Rp900 miliar.
Dia menambahkan bahwa Maipark tengah mempertimbangkan berbagai opsi untuk mendapatkan dana tambahan ini, termasuk dari investor strategis atau instrumen pasar modal seperti hybrid capital.
“Kami sedang mengeksplorasi berbagai opsi, termasuk investor strategis dan instrumen investasi seperti hybrid capital untuk mendapatkan tambahan modal Rp900 miliar,” kata Kocu.
Dia optimis bahwa dengan pertumbuhan perusahaan yang stabil dan profitabilitas yang tinggi, Maipark akan menarik minat investor. Kocu juga menekankan pentingnya menjaga profitabilitas yang sehat, dengan target profit yield di kisaran 15% dan underwriting yield sekitar 25%.
Dengan demikian, Maipark dapat memberikan pengembalian yang menarik bagi para pemegang saham dan investor. “Dengan strategi tersebut, Maipark optimis dapat memenuhi persyaratan modal yang ditetapkan regulator dan mempertahankan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” tandas Kocu.