BACA BERITA

Mata Uang Utama Dunia Masih Tak Berani 'Tekel' Dolar AS

Author: matauang Category: Keuangan
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB) sedikit lebih tinggi karena kekhawatiran kebijakan perdagangan AS berupa tarif yang lebih tinggi akan meningkatkan inflasi dan mencegah Fed memangkas suku bunga, yang merupakan faktor pendukung dolar.

Namun, kenaikan dolar terbatas karena penguatan saham mengurangi permintaan likuiditas terhadap mata uang Negeri Paman Sam tersebut.

Mengutip Xinhua, Kamis, 10 Juli 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,04 persen menjadi 97,556.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1714 dari USD1,1727 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,3588 dari USD1,3595 pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 146,33 yen Jepang, lebih rendah dari 146,66 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS melemah menjadi 0,7949 franc Swiss dari 0,7958 franc Swiss.

Dolar AS juga menguat menjadi 1,3694 dolar Kanada dari 1,3677 dolar Kanada. Namun, mata uang Donald Trump itu melemah menjadi 9,5152 kronor Swedia dari 9,5279 kronor Swedia.

Surat Trump ke pemimpin 8 negara

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengirim surat kepada para pemimpin delapan negara pada Rabu waktu setempat, memberitahukan mereka tarif berkisar antara 20 persen hingga 50 persen akan dikenakan pada barang-barang yang diimpor dari negara-negara ini mulai 1 Agustus 2025.

Trump pertama kali mengunggah surat ke tujuh negara, yakni Filipina, Brunei, Moldova, Aljazair, Irak, Libya, dan Sri Lanka di Truth Social, platform media sosial miliknya.

Menurut surat tersebut, tarif 30 persen akan dikenakan pada Libya, Irak, Aljazair, dan Sri Lanka; sementara 25 persen pada Brunei dan Moldova, dan 20 persen untuk Filipina.

Kemudian pada hari yang sama, Trump mengumumkan tarif sebesar 50 persen akan dikenakan pada barang-barang yang diimpor dari Brasil, juga berlaku pada 1 Agustus.