Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka rebound pada Jumat pagi (20/6/2025). Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran, serta kekhawatiran pasar atas kemungkinan keterlibatan militer AS dalam konflik tersebut.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.11 WIB di pasar spot exchange, Rupiah hari ini menguat sebesar 31,5 poin (0,19%) ke level Rp 16.374,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terpantau turun 0,25 poin menjadi 98,65.
Sedangkan pada perdagangan Kamis (19/6/2025), mata uang rupiah sempat terhempas sebesar 93,5 poin (0,57%) ke level Rp 16.406 per dolar AS.
Dikutip dari Trading View, sebagian besar mata uang Asia menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Jumat (21/6/2025). Pergerakan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran, serta kekhawatiran pasar atas kemungkinan keterlibatan militer AS dalam konflik tersebut.
Presiden AS Donald Trump, menurut pernyataan Gedung Putih, akan mengambil keputusan dalam dua pekan mendatang terkait apakah AS akan melancarkan serangan terhadap Iran. Situasi ini menimbulkan kecemasan di kalangan pelaku pasar dan menjadi salah satu pemicu pelemahan dolar AS terhadap mata uang kawasan.
Mata Uang Asia
Won Korea Selatan tercatat menguat terhadap dolar AS, dengan kurs USD/KRW turun 0,4% menjadi 1.370,70. Ringgit Malaysia juga menguat, mendorong USD/MYR turun 0,2% ke posisi 4,25. Sementara itu, dolar Singapura bergerak positif, dengan USD/SGD melemah 0,2% ke level 1,28.
Senior Portfolio Manager untuk surat utang internasional di Federated Hermes John Sidawi menyatakan, meski dolar AS masih berstatus sebagai mata uang cadangan utama dunia, dalam beberapa waktu terakhir mata uang ini tidak selalu efektif sebagai lindung nilai terhadap gejolak pasar.
Menurut analis, pasar valuta asing masih akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan konflik di Timur Tengah serta sikap kebijakan moneter AS dalam beberapa pekan ke depan.